Setiap ingin memulai menulis rasanya bingung kalimat apa yang pertama kali harus aku coret, sejenak termenung, untuk mencari untaian kalimat cantik agar elok dibaca nanti. Namun kali ini aku sadar bahwa kalimat tidak untuk dicari, melainkan mengalir sendiri dalam hati. Dia akan datang begitu saja tanpa kehendak diri. Dia akan berselancar dalam sanubari kemudian pergi berbaris pada kertas putih.
Kepada, Aku
Yang jiwanya sampai saat ini sedang mencari
Yakinlah! hidup ini memang paradoks yang terkadang bertentangan dengan logika. Kamu tahu kan bahwa kehidupan ini terus berputar dan mengulang kejadian yang telah lalu? Manis akan berulang ke manis selanjutnya, pahit akan berulang ke pahit selanjutnya. Oleh karena itu, tak usah berbangga diri bila manis berulang manis apalagi mengutuk bila pahit berulang pahit.
Kepada, Aku
Yang jiwanya mencoba berbuka diri
Ingatlah! Semua itu akan terus berulang secara dua kali, manis lalu pahit, sehat lalu sakit, manis berlanjut manis, sehat berlanjut sehat dan akan terus berputar hingga mencapai sebuah garis finish. Kamu tahu kan garis finish yang aku maksud apa? Kematian bukanlah sebuah akhir, namun awal menuju kehidupan abadi. Kelak kamu akan tahu seberapa nikmatnya mendayung kehidupan, seberapa eloknya kamu mencitai diri dengan memantaskan perbuatan.
Kepada, Aku
Yang jiwanya belajar sadarkan diri
Terimalah! Menerima yang telah dan akan terjadi. Menerima dengan cara tulus, menerima dengan cara ikhlas dan menerima dengan cara sabar, karena dengan menerima hidup akan terasa lebih ringan.